Minggu, 27 Desember 2009

HAPPY NEW YEAR 2010

INDAHNYA MEMAAFKAN...
di TAHUN BARU 2010.

Terkadang…kita yang terlalu fokus pada masa lalu, termasuk pengalaman menyakitkan karena disakiti orang-orang terdekatnya. Orang-orang terdekat itu bisa orang tua, pasangan hidup, teman atau sahabat terdekat, mantan pacar, saudara kandung, guru, orang yang dituakan, dan sebagainya.

Pengalaman masa lampau yang menyakitkan itu, seharusnya bisa kita diambil hikmahnya dan bisa untuk memacu kita, agar lebih termotivasi menjadi hal yang positif. Tetapi bila pengalaman menyakitkan itu malah membuat kita menjadi takut untuk melangkah maju, selalu merasa lemah dan rendah diri... maka itu menjadi belenggu dan menghambat kemajuan kita bahkan bisa menimbulkan berbagai kelemahan tubuh dan penyakit.

Mengapa SULIT untuk MEMAAFKAN ?

MEMAAFKAN seakan menguntungkan pihak satu yang sudah menyakiti, padahal dengan memaafkan justru kita yang untung karena mengikhlaskan rasa sakit hati itu... dan sudah tidak mengingatnya lagi... membuat langkah kita menjadi lebih ringan dan lega.

MEMAAFKAN seakan menjadi tindakan orang bodoh dan kekanak-kanakan, padahal dengan memaafkan kita menjadi lebih 'happy' menjalani kehidupan karena sudah tidak ada ganjalan lagi... coba kita lihat anak-anak yang begitu mengalami perselisihan maka 5-10 menit kemudian sudah berbaikan kembali, tertawa-tawa, dan bercanda ria kembali... menyenangkan bukan? Itu sebabnya ketika anak-anak berselisihan paham, akan lebih baik bila orang tua atau orang dewasa lainnya tidak ikut campur urusan mereka, karena ketika anak-anak yang berselisih itu sudah berbaikan, orang dewasa malah masih menyimpan bara di hati dan pikirannya.

Jadi ada baiknya, kita kembali memiliki jiwa kanak-kanak dalam tubuh yang sudah dewasa atau bahkan tua ini supaya kita kembali semangat, energik, sehat, dan terasa indah. (Sumber : Liliana-theprofec@yahoogroups.com)


Assalamu’alaikum wr.wb...salam sejahtera.

”HAPPY NEW YEAR 2010”

Semoga Tahun 2010 membawa kesuksesan, keberkahan rezeki yang berlimpah, kebahagian, kemuliaan hidup dan keselamatan bagi bapak/ibu & Keluarga dalam Karunia serta RIDHO ALLAH SWT.

Semoga SILATURAHMI kita tetap terpelihara sampai akhir hayat dan mendapat ganjaran pahala dari ALLAH SWT.


Salam hangat,
Tata Sutabri & Keluarga

(Tata, Lina, Adisty & Jati)

Jumat, 25 Desember 2009

APA MAKNA BEKERJA ?

Ketika seseorang memilih untuk bekerja, entah dengan suatu keputusan yang matang ataupun didorong oleh faktor tertentu dari dalam dirinya sendiri maupun lingkungannya, maka ia telah masuk ke dalam hubungan sosial yang baru, yang aturan mainnya sangat longgar dan tidak menentu. Istilah buruh ataupun pekerja tidak mungkin dipisahkan dari makna “kerja” itu sendiri. Apa makna BEKERJA itu…?

Secara terminologi definisi bekerja adalah Aktivitas yang menjadi sarana bagi manusia untuk menciptakan eksistensi dirinya menjadi lebih berarti.

Sedangkan secara Filosofi MAKNA BEKERJA adalah sebagai berikut :

1. Bekerja adalah IBADAH, artinya bekerja serius penuh kecintaan.

2. Bekerja adalah AMANAH, artinya bekerja benar penuh tanggung jawab

3. Bekerja adalah DAKWAH, artinya bekerja saling ASAH, ASUH & ASIH.

4. Bekerja adalah RAHMAT, artinya bekerja tulus penuh syukur.

5. Bekerja adalah PANGGILAN, artinya bekerja tuntas penuh integritas.

6. Bekerja adalah KEHORMATAN, artinya bekerja tekun penuh keunggulan.

7. Bekerja adalah PELAYANAN, artinya bekerja paripurna penuh kerendahan hati.

8. Bekerja adalah RESIKO, artinya bekerja penuh ikhlas & sabar.

9. Bekerja adalah AKTUALISASI, artinya bekerja keras penuh semangat.

10. Bekerja adalah SENI, artinya bekerja cerdas penuh kreativitas.

11. Bekerja adalah REKREASI YANG DIBAYAR, artinya bekerja penuh kebahagiaan.

Diatas kita sudah membahas definisi dan makna bekerja. Saat ini kita akan mendalami kembali SIFAT BEKERJA secara akronim yaitu; (B)ahagia, (E)nergik, (K)onsisten, (E)fektif, (R)ajin, (J)ujur dan A(aktif). Selain itu ada Ada 36 KARAKTERISTIK yang mencerminkan ETOS KERJA yang baik yaitu : AKTIF, JUJUR, RAMAH, CERIA, KERJA KERAS, SABAR, DINAMIS, KERJA TIM, SEMANGAT, DISIPLIN, KONSISTEN, TANGGUNG JAWAB, EFEKTIF, KREATIF, TEKUN, EFISIEN, LAPANG DADA, TELITI, ENERGIK, MEMBAGI, TEPAT WAKTU, FOKUS, MENGHARGAI, TERATUR, GESIT, MEGHIBUR, TERKENDALI, IKHLAS, OPTIMIS, TOLERAN, INTERAKTIF, PEKA, TOTALITAS, JELI, RAJIN dan ULET.

Apakah anda sudah bekerja dengan baik selama ini?, dan apakah anda sudah paham tentang makna bekerja?. Semoga tulisan ini menjadi sarana pembelajaran untuk kita semua, khususnya bagi yang sudah punya pekerjaan, karena diluar sana banyak teman-teman kita yang belum atau tidak punya pekerjaan tetap alias nganggur.

Selasa, 22 Desember 2009

STOP PEMBOROSAN KERTAS

Berbagai upaya dapat kita lakukan untuk menghemat pemakaian kertas dan membantu mengurangi penumpukan kertas dan arsip khususnya di perkantoran serta membantu mengurangi penumpukan sampah. Dengan menghemat kertas (PAPERLESS) berarti kita juga akan membantu mengurangi polusi dan penggunaan energi yang berlebihan dalam proses produksi, distribusi, dan daur ulang kertas.

Lebih penting lagi, kita juga akan mengurangi penebangan pohon-pohon yang diperlukan untuk pembuatan kertas, sehingga bumi kita menjadi lebih hijau. Mulailah melakukan perubahan-perubahan kecil dengan membiasakan menghemat kertas di kantor, di rumah dan di lingkungan sekitar kita.

Puisi AKHIR TAHUN

Napak tilas kehidupan menempuh alam dunia
Menghabiskan waktu yang tidak lama

Usia bertambah senja tanpa terasa

Semakin dekat akhir tahun, menjelang tiba

Akhir tahun sebagai sarana evaluasi
Melihat kualitas hidup dari sisi diri

Menjadi kualitas pribadi yang mandiri

Untuk mencapai prestasi yang hakiki

Era baru datang menyongsong
Persiapkan diri jangan sampai kosong

Jangan mimpi di siang bolong

Perjuangan hidup terus disokong

Patah tumbuh hilang berganti
Semangat bersimpuh tanpa henti

Untuk hidup yang lebih baik & hakiki

Semoga Tuhan YME meridhoi

-----------------
Tata Sutabri

Senin, 21 Desember 2009

Perlukah Belajar IT ?

"Siapa yang menguasai angkasa, dialah yang menguasai dunia" adalah motto negara-negara industri maju seperti Amerika, Rusia dan negara-negara lainnya. Kata "Angkasa" disini sebenarnya tidak lain adalah berbicara mengenai "informasi" sehingga artinya siapa yang mnguasai informasi dialah yang menguasai dunia, karena hanya dengan informasi-lah manusia dapat berbuat apa saja sesuai dengan perkembangan pengetahuan yang dimiliki.


Oleh sebab itu banyak bangsa berlomba-lomba mengadakan penelitian dan percobaan berdasarkan informasi yang telah diperolehnya untuk segala tujuan baik yang buruk ataupun yang baik (sehingga dapat menjadi sumbangsih bagi bangsanya pada khususnya dan pada umat manusia pada umumnya). Dan sekarang lihatlah apa yang menjadi buah dari kata "informasi" tersebut, apa yang semula manusia kira mustahil menjadi mungkin dan bukan merupakan hal yang luar biasa lagi saat ini, contohnya adalah perjalanan misi manusia ke bulan dan yang lainnya.


Sedemikiaan penting informasi bagi kehidupan umat manusia sehingga saat ini informasi sungguh-sungguh diberdayakan melalui berbagai media sebagai hasil dari sebuah teknologi sehingga lahirnya media-media penghantar informasi tersebut kerap kali disebut sebagai teknologi informasi yang bertujuan agar informasi dapat diperoleh dan dikonsumsi dengan lebih mudah dan cepat.


Contoh paling populer mengenai media teknologi informasi ini adalah internet. Media internet menjadi penghantar informasi yang sangat efektif dan efisien karena hampir seluruh informasi dari yang sangat penting maupun informasi sifatnya sampah dan menjijikkan-pun tersedia, siap diakses 7 hari dalam seminggu, 24 jam setiap hari nonstop

Maka PERLU KAH BELAJAR TI?. Jawabannya sangat perlu dan harus supaya tidak GAPTEK & bisa menguasai dunia.

MENDIDIK DIRI SENDIRI

Begitu mudahnya menebar petuah pada orang lain, dan betapa sulitnya berkaca pada diri sendiri. Pembinaan diri merupakan keniscayaan ditengah kerontangnya ruhiyah serta sangat disayangkan hal tersebut sering dilupakan. Ibarat pepatah ”gajah dipelupuk mata tak tampak, kuman disebrang lautan tampak nyata. Pepatah ini amat tepat menggambarkan kehidupan kita sehari-hari. Nasihat dan bimbingan bertaburan dimana-mana, namun sering kali diri sendiri jadi terlupakan. Orang tua kita sungguh bijak merangkai ungkapan diatas, demi mengajarkan anak cucunya tentang pentingnya arti suri tauladan diri, sebelum memuntahkan kata-kata.

Suri tauladan dan bentuk keteladanan memang barang mahal bagi setiap manusia. Setiap orang, dalam banyak waktunya, sering dituntut untuk digugu dan ditiru oleh lingkungan sekitarnya, baik dalam lingkungan keluarga, kantor, sekolah dan masyarakatnya. Hal ini jugalah, hikmah betapa islam menekankan konsep keteladanan dalam banyak hal dan situasi serta implementasinya. Rasulullah SAW sendiri diutus oleh Allah SWT, yang mana disebutkan dalam Al’Quran sebagai teladan mulia (uswah hasanah) bagi orang-orang yang mengharapkan perjumpaan dengan Allah SWT & hari akhir (QS al-ahzab:21).

Namun, harus diakui, pengaruh lingkungan dan godaan duniawi terlampau sering melenakan orang untuk mempertajam visi keteladanan yang dimilikinya. Padahal keteladanan harus diasah, jika tidak ingin tumpul dan berkarat. Dalam kerangka inilah bahwa mendidik diri sendiri merupakan suri tauladan yang harus dibentuk sebelum memberi petuah kepada orang lain.

Konsep mendidik sendiri adalah sekumpulan metode edukasi yang dapat mengarahkan setiap individu untuk membangun kepribadiannya secara paripurna. Baik dari segi ilmiah, keimanan, akhlak, sosial dan lain sebagainya. Proses ini bertujuan untuk mengangkat kualitas diri pada derajat kesempurnaan manusiawi, serta menekankan pada potensi dan kemauan diri yang secara fitrah mencintai langkah kearah kebaikan. Sebagai sebuah konsep, proses mendidik diri sendiri tentunya memiliki beragam metode dan cara. Sebagai pilar pertama menurut para ulama adalah instropeksi diri.

Instropeksi diri adalah sesuatu yang terjadi secara alami belaka, jika orang mau menggunakan akalnya. Fitrah manusia yang mencintai kebaikan dan membenci keburukan, membuat orang berfikir untuk memilih jalan yang terbaik dalam hidupnya. Bagi seorang muslim, instropeksi diri punya makna tersendiri, sebab orientasi perbuatannya adalah akhirat. Seperti sebuah ungkapan : instropeksilah dirimu, sebelum kalian diperhitungkan, perhatikanlah amal saleh yang telah kalian persiapkan, saat kembali dan mempersembahkannya dihadapan Allah SWT. Selain itu pula proses instropeksi ini sangat bermanfaat jika rutin dilakukan pada waktu tertentu. Kondisi ini adalah kesempatan emas untuk menengok kebaikan yang telah didulang, sembari merunut jumlah keburukan yang telah menjerat diri.

Tak dapat di pungkiri, bahwa sikap lalai kebanyakan orang, dilatar belakangi oleh awamnya terhadap manfaat mendidik diri sendiri. Beberapa pakar muslim telah menguraikan manfaat dari hasil proses mendidik sendiri yang menuntut keikhlasan dan kesungguhan, adalah sebagai berikut :

  1. Manfaat pertama adalah kejayaan & ganjaran surga di akhirat (QS Al-Kahfi:107).
  2. Mendidik diri sendiri yang terwujud dalam kesungguhan, berpegang teguh pada aturan yang hak, dan akan melahiran kebahagiaan serta ketentraman yang tak diperoleh dengan jalan lain (QS Thaha:124).
  3. Pribadi-pribadi yang berusaha mengamalkan akhlak baiknya dalam kehidupan sehari-hari, tak ayal akan meraih cinta dan perasaan untuk dapat diterima oleh orang lain. Sebab, setiap manusia sejati berusaha menjauhi perbuatan- perbuatan yang dapat merusak hubungan sesama manusia seperti syirik, fitnah, gosip, zalim dan lain sebagainya.
  4. Waktu dan hartapun menjadi berkah. Boleh jadi umur dan harta yang diberikan lebih sedikit dibandingkan orang lain, akan tetapi kesungguhan manusia sejati, yang berusaha mendidik dirinya, akan membuat waktu yang kelihatannya sedikit, akan sarat dengan manfaat. Setiap waktunya adalah upaya untuk meminimalkan tindakan-tindakan bodoh yang dapat merusak nilai ”rapot”nya dihadapan Allah SWT.
  5. Pribadi yang mengasah dirinya juga lebih tahan banting dalam menghadapi persoalan dunia. Jauh dari stres dan putus asa. Saat gembira, ia menabur syukur. Saat nestapa, ia menebar sabar.

Dibutuhkan kemauan yang kuat dan usaha yang sungguh-sungguh. Kemuliaan hanya dapat diraih dengan susah payah, yang kemudian dikemas dengan keikhlasan yang murni, dan yang tidak boleh di lupakan, bahwa mendidik diri sendiri dapat efektif, apabila manusia tersebut mengupayakan agar ia hidup ditengah lingkungan dan teman-teman yang mendukungnya. Kesempatan untuk berbuat kebaikan makin luas, serta saling mengingatkan secara tulus dan sehat dapat dipupuk sebagai tradisi. Bukan untuk menjatuhkan apa lagi cari muka. Jadi, perhatikan saja kuman yang tampak dipelupuk mata, dan biarkan gajah buram di sebrang lautan. Semoga ALLAH SWT, Tuhan YME mengabulkan do’a kita semua...amien.

-----------------------------------------------------------------------
Tata Sutabri – Pemerhati Pendidikan

MENDULANG GAGASAN MERENDA TULISAN

“ENGGAK MOOD !” bisa di pastikan menjadi jawaban paling umum ketika suasana hati bermasalah. Mood menjadi kata kunci paling penting ketika produktifitas dan kreatifitas diharapkan. Kata mood ibarat tuah yang membuat seseorang bersemangat sama sekali atau sebaliknya tidak sama sekali. Menulis pun kehadirannya di latar belakangi oleh kata mood. Tanpa mood dan tanpa suasana hati yang memadai, maka datangnya inspirasi adalah omong kosong, apalagi mengharapkan kreativitas tinggi. Boleh jadi seorang hanya akan ”konsumtif”, menghabiskan waktu dan bahkan kemungkinan membuang tenaga & pikiran untuk aktivitas yang tidak perlu di bandingkan dengan menyadari bernilainya waktu itu sendiri.

Masalahnya, bagaimana agar tiap orang memliki mood. Hanya dengannya tiap orang berkemungkinan menjadi manusia produktif. Produktivitas menulis adalah tujuan ideal siapapun. Dengannya seseorang bisa melipatgandakan semangat, sealigus memiliki kepekaan dan kemampuan luar biasa untuk selalu menyalurkan dan menyalin gagasan abstrak dalam wujud tulisan. Baginya, selalu terbuka inspirasi maksimal menuangkan gagasan apapun ke bentuk tulisan apapun, kapanpun& bahkan dimanapun bila perlu. Mood harus di ibaratkan bola yang memiliki kelenturan. Dikuasai kedua kaki, digoek mengatasi penjagaan dan di golkan sebanyak mungkin. Setrategi bermain ada di dalamnya dengan mendayagunakan kapasitas dan kemampuan. Keduanya harus digali.

Calon penulis dapat belajar dari permainan bola ada 2(dua) setrategi yang dapat di pertimbangkan dalam mendulang gagasan adalah setrategi definisir dan offensif. Setrategi pertama menunggu bola dan setrategi kedua menjemput bola. Manusia yang menunggu bola cenderung pasif, gagasan adalah kata aktif yang dianggap akan selalu begerak mendatanginya, bukan sebaliknya. Sikapnya hanyalah menunggu. Gagasan ibarat penantian pada seseorang tamu penting untuk mengajaknya bercakap-cakap dengan penuh motivasi. Penantian tidaklah berbeda dengan penerimaan., terserah kedatangan ilham. Kedatangannya tidaklah berbeda dengan seorang ang enanti durian runtuh. Bisa jadi, nasibnya bergantung peruntungan mengingat serba di tunggu.

Sebaliknya, pemain menjemput bola adalah pemain yang bergerak bebas dan dinamis untuk melakukan pencarian dalam tiap ruang dan waktu. Setrategi menjemput bola selalu membiarkan diri berlari, mengejar, merebut dan menyarangkan bola. Dalam ukuran menulis, sesempit apapun peluang baginya adalah bekerja dengan cerdas, artinya ia melaukan ofensif dengan membombardir peluang. Setrategi menjemput bola berarti bergerak dan mencari gagasan seideal dan sebanyak mungkin. Nasibnya diukur melalui kualitatif. Pelakunya selalu mendatangi dan menciptakan suasana. Gagasan arus selalu di jemput dan dikelola baik dengan membaca, mengamati, maupun mendengarkan, maupun mengamati. Sebuah tulisan mendalam memungkinkan penulis bermain pada satu jenis topik dengan pengolahan terfokus. Sebaliknya, tulisan meluas memungkinkan beragamnya gagasan, amsalah dan pemecaannya, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa tulisan bermain di permukaan dan tidak mendalam.

Setrategi menjemput bola membuat penulisnya berburu dengan waktu. Penulis tidak statis disatu tempat, tetapi selalu bergaul dan bergulat dengan pemikiran dan wawasan baru sekaligus. Aktivitas ”turun gunung” dilakukan sebagai kesadaran memproses diri. Gagasan selalu di jemput dan ditundukan dengan pergerakan kreasi maksimal dan optimal.

Hobi naik gunung, misalnya, bukan hanya menghabiskan energi fisik, melainkan mengendapkan penghayatan menjadi cerita petualangan, atau ergi ke MAL bukannya sekedar jalan-jalan, tetapi mengungkap kehidupan lain. Begitupun ke kampus, sekola, kantor, stasiun kereta, terminal bus dan lain sebagainya. Hal tersebut di atas bukannya dipahami sebatas benda fisik mati, tetapi dihidpkan sebagai sebuah peristiwa. Syukur-syukur kepekaannya diasa dengan menceritakan kejadian yang khas dan klasik, melawan arus, aneh, tidak tebiasa dan mungkin nyeleneh.

Setrategi pencarian yang ofensif, dalam sebua tim bola, berarti pemain berpotensi melakkan eksperimentasi, begitupun ketika menurunkan gagasan. Bahwa kesadarannya dalam menulis tidak sebatas melengkapi komposisi, tetapi memberi nilai tambah dan pengayaan sendiri. Meskipun dikejar waktu, penulis yang baik masih tetap mampu mempertaruhkan kualitas tulisannya secara benar, bertanggung jawab, tidak dangkal, apalagi basi atau klise. Bacaan adalah sumber inspirasi dan referensi, tontonan adalah sumber ilham dan pengalaman sedangkan pengamatan adalah suatu perenungan. Setiap hal tidaklah berbeda dengan kayu bagi nyala api kreativitas. Sumbu yang menggelorakan semangat penulisan. Dengan kata lain situasi dan kondisi apapun yang di lakoni adalah bagian dari proses mencipta.

Gambaran tersebut hanyalah beberapa tema yang memungkinkan setiap pengamatan dan tontonan diproduksi jadi tulisan. Kuncinya, kita harus memiliki kepekaan dan renungan tanpa perlu malu mengua tulisan sekecil apapun dalam pengayaan nilai moral & intelektual. Hanya penulis yang berkemauan membuka dirilah yang mengerti bgaimana harusnya memanfaatkan gagasan yang menjadi komposisi yang mengundang minat baca, bukan sebatas kata-kata tanpa nyawa. Gugahlah emosi sedalam mungkin dengan narasi dan opini secerdas mungkin dalam argumentasi.

------------------------------------------------------------------
Tata Sutabri – Pemerhati Pendidikan

RINDU IBU

Memperingati HARI IBU – 22 Desember 2009

IBU yang selalu di RINDU

Doa ibu menyentuh kalbu
Memberi sahdu dikehidupanku yang haru
Aku malu dan tidak tahu
Betapa pengobananmu penuh luka & biru


Oh ibu, maafkan anakmu
Aku berjanji akan membahagiakan ibu
Dengan segenap jiwa ragaku
Untuk satu tujuan hidupku


Oh ibu, doakan anakmu
doamu selalu ada dalam denyut nadiku
Oh ibu, ridhoilah jalanku
Ridhomu memberikan kemudahan dalam hidupku


Ya Tuhan, ampuni dosa-dosa ibuku
Orang yang telah melahirkanku
Ya Tuhan, masukkanlah ibuku kedalam surgamu
Orang yang telah berjuang untuk hidupku

---------------------------------------------
Tata Sutabri – anakmu yang berdosa