Minggu, 24 Januari 2010

Bekerja CERDAS dalam konteks IBADAH

BEKERJA CERDAS DALAM KONTEKS IBADAH

Prihatin, negeri subur yang menyimpan sejuta kekayaan alam ini di tempati oleh insan-insan yang sebagian besar mereka kesulitan mencari sebersit kesejahteraan. Rakyat Indonesia ini memang seperti pepatah mengatakan ”bagai ayam mati di lumbung padi”. Jumlah mereka tidak sedikit. para pencari kerja dari berbagai usia, tiap tahun kian bertambah. Kaum pengangguran membludak di mana-mana. Jumlah lapangan kerja yang ada, tidak sesuai dengan banyaknya sumber daya manusia. Sangat miris sekali, kalau kita lihat, orang berbondong-bondong hengkang dari negerinya sendiri, karena sulitnya mendapat pekerjaan. Bahkan di dalam negeri sendiri, karena sulitnya mendapat pekerjaan, banyak orang-orang terpelajar, seperti para sarjana. Mereka tak segan-segan menerjuni serendah apapun bidang pekerjaan dan bentuk karirnya asalkan halal.

Tak aneh bila di zaman sekarang ini, ada seorang insinyur mau bekerja sebagai buruh jalan, tukang ojek, dan sarjana hukum bekerja sebagai sales, penjaja mainan anak-anak, serta sarjana ekonomi sebagai supir angkutan, tukang koran dan lain sebagainya. Itulah kenyataan yang tidak dapat dielakkan bahwa nilai suatu pekerjaan serendah apapun sangatlah berarti dalam kehidupan ini. Dalam islam, bekerja bukan hanya persoalan duniawi, tapi juga ukhrawi. Islam sangat menghargai kerja atau usaha halal sekecil apapun. Sedemikian tinggi nilai penghargaan itu sehingga orang yang bersungguh-sungguh bekerja akan di sejajarkan dengan mujahid fi sabilillah. Itu artinya bekerja tidak hanya menghasilkan nafkah materi tapi yang sangat penting adalah pahala maghfiroh dari ALLAH SWT.

Bekerja juga terkait erat dengan nilai kehormatan diri. Seorang yang bekerja dan bersungguh-sunguh dalam pekerjaannya akan bertambah martabat dan kemuliaannya. Sebaliknya orang yang tidak bekerja alias menganggur, jangankan di hadapan orang lain di depan cermin dirinya sendiri, ia telah kehilangan harga diri. Bekerja selain mendatangkan pahala, juga memberikan manfaat lain. Dengan kesibukan bekerja, seseorang tak mempunyai waktu lagi untuk berdiam diri sembari sambil duduk-duduk melamun dan berandai-andai. Malah ia akan selalu terus berfikir untuk meningkatkan mutu karyanya. Sebaliknya bagi orang-orang yang menganggur atau tidak ada pekerjaan kerap menjadikan khayalan sebagai kebiasaan buruk yang mengasyikkan. Perbuatan sia-sia merupakan bisikan setan ini, menghabiskan waktu yang sangat berharga. Di sinilah bermuara segala bentuk tindak kejahatan.

Selain nilai kehormatan, bekerja juga terkait dengan kesucian jiwa. Seseorang yang sibuk berkerja, akan keabisan waktu untuk bersantai-santai. Ngobrol sana sini. Apalagi membuat gosip murahan, sesuatu yang harus dipahami adalah sebenarnya gosip itu, tidak saja merupakan perbuatan wanita usil, tapi juga kaum pria yang banyak waktu luangnya. oleh karena itu sebagai himbauan untuk kalangan akademis, apabila banyak waktu luang, jangan bilang tidak ada pekerjaan atau tidak ada tugas, tapi kita harus sadar bahwa sebenarnya masih banyak tugas dan pekerjaan kita diluar yang rutin.

Essensi bekerja cerdas adalah melihat bentuk pekerjaan lain secara sadar di luar yang rutin tanpa harus ada komando atau instruksi dari pimpinan. Karena saat ini kalau kita masih menggunakan istilah bekerja keras, maka kita hanya akan bekerja keras, kalau ada pekerjaan serta kalau ada instruksi dari pimpinan, sehingga beban kerja yang ada tidak pernah selesai dalam kurun waktu yang sudah ditentukan, selalu terjadi keterlambatan, kekurangan dan ketidakstabilan. Bentuk kondisi seperti inilah yang membelenggu bangsa kita secara makro dan membelenggu institusi/perusahaan/organisasi yang ada, dimana kita bekerja. Kebodohan seperti inilah yang membuat pekerjaan kita selalu salah & terulang kembali tanpa pernah disadari.

Konsep bekerja cerdas ini memiliki tingkat kemudahan dan fleksibilitas yang tinggi untuk diterapkan. Oleh karena itu hal ini menjadi daya tarik tersendiri untuk menerapkan kebiasaan bekerja cerdas yang inovatif dan progresif seperti kata orang bijak

PEKERJAAN SULIT & TANTANGAN TUGAS adalah

kawan baik bagi karyawan yang terlatih.

Selain itu pula, dampak bekerja cerdas terhadap eksistensi tugas yang harus dijalankan oleh seorang staf/karyawan di perusahaannya adalah sebagai berikut:

  1. tidak tergesa-gesa dan selalu menahan diri, untuk tidak menyalahkan orang lain, sebelum melihat apa yang terjadi dan apa yang telah dilakukan oleh dirinya terlebih dahulu.

  2. tidak cepat menyerah dalam menghadapi situasi yang tidak menguntungkan, dengan kata lain segala tindakannya berpusat pada kesadarannya sendiri.

  3. untuk mengubah orang lain yang terutama harus dilakukan adalah mengubah dirinya sendiri terlebih dahulu. Hal ini dapat menghindari unsur pemaksaan, ancaman dan power syndhrome.

  4. hubungan antar bagian di perusahaan tersebut akan menjadi lebih serasi karena masing-masing pihak akan saling membantu dalam menangani suatu kegiatan atau permasalahan yang rumit dan terkait.

Begitu pentingnya arti bekerja sampai-sampai syariat islam menetapkan hukumnya sebagai suatu kewajiban. Rasulullah SAW bersabda ”mencari rizki yang halal adalah kewajiban setelah menunaikan yang fardhu”. Makna dari nilai bekerja ini adalah tidak hanya bicara dalam takaran teori tetapi memberikan juga modelnya. Artinya konsep kerja tidak terlepas dari aplikasinya dalam kehidupan kita sehari-hari. Kelelahan seseorang bekerja dalam mencari rezeki, dinilai oleh ALLAH SWT sebagai pahala. Bahkan, menjadi penebus dosa.

Akhirnya, kita semua berharap, semoga ALLAH SWT memberi karunia rizki yang halal dan senantiasa menghidupkan semangat berkarya kita, sehingga kita dapat menjadi insan-insan yang beruntung, tidak hanya di dunia, tapi juga diakhirat kelak.