Minggu, 28 Februari 2010

Globalisasi ekonomi dan era reformasi mendorong industry menggunakan sumber daya manusia lulusan perguruan tinggi yang kompeten dan memiliki jiwa kewirausahaan. Akan tetapi tidak setiap lulusan perguruan tinggi memiliki jiwa kewirausahaan seperti yang diinginkan oleh lapangan kerja tersebut. Kenyataan menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil lulusan perguruan tinggi yang memiliki jiwa kewirausahaan.


Disisi lain, krisis ekonomi menyebabkan jumlah lapangan kerja tidak tumbuh dan bahkan berkurang karena bangkrut. Dalam kondisi seperti ini, maka lulusan perguruan tinggi dituntut untuk tidak hanya mampu berperan sebagai pencari kerja tetapi juga harus mampu berperan sebagai pencipta kerja. Keduanya menuntut jiwa kewirausahaan.


Oleh karena itu, perguruan tinggi dituntut melakukan inovasi, utamanya inovasi pembelajaran dalam membangun generasi technopreneurship di era reformasi sekarang ini. Ada suatu pendapat bahwa saat ini sebagian besar lulusan perguruan tinggi di Indonesia masih lemah jiwa kewirausahaannya. Sebagian kecil saja yang memiliki jiwa kewirausahaan, itu pun karena berasal dari keluarga pengusaha atau dagang. Kenyataan menunjukkan bahwa kewirausahaan bisa dipelajari dan diajarkan. Seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan umumnya memiliki potensi menjadi pengusaha tetapi bukan jaminan menjadi menjadi pengusaha. Pengusaha umumnya memiliki jiwa kewirausahaan.


Proses pembelajaran yang merupakan “inkubator” bisnis berbasis teknologi ini dirancang sebagai usaha untuk mensinergikan teori (20%) dan praktek (80%) dari berbagai kompetensi bidang ilmu dalam bidang teknologi dan industri. Inkubator bisnis ini jadi pusat kegiatan pembelajaran dengan atmosfir bisnis yang kondusif, didukung oleh fasilitas laboratorium yang memadai. Tujuan implementasi inovasi dari kegiatan inkubator bisnis berbasis teknologi ini adalah menumbuh kembangkan jiwa kewirausahaan bagi mahasiswa sebagai peserta didik. Sedangkan manfaat yang diperoleh bagi institusi adalah tercapainya misi institusi dalam membangun generasi technopreneurship dan meningkatkan relevansi antara dunia pendidikan dengan dunia industri. Sedangkan manfaat bagi mitra kerja adalah terjalinnya kerjasama bisnis dan edukasi. Kerjasama ini dikembangkan dalam bentuk bisnis riil produk sejenis yang memiliki potensi ekonomi pasar yang cukup tinggi.


Proses globalisasi yang sedang terjadi saat ini, menuntut perubahan perekonomian Indonesia dari resourced based ke knowledge based. Resource based mengandalkan kekayaan, keragaman sumber daya alam dan umumnya menghasilkan komoditi dasar dengan nilai tambah yang kecil. Sedangkan penciptaan knowledge based economy membutuhkan kunci, salah satunya adalah adanya technology entrepreneurs atau disingkat technopreneur. Para technopreneur inilah yang merintis bisnis baru dengan mengandalkan pada inovasi. High tech business merupakan contoh klasik bisnis yang dirintis oleh para technopreneur. Bisnis teknologi dunia saat ini didominasi oleh sector teknologi informasi, bioteknologi dan material baru serta berbagai pengembangan usaha yang berbasiskan inovasi teknologi. Bisnis teknologi dikembangkan dengan adanya sinergi antara technopreneur sebagai penggagas bisnis, perguruan tinggi dan lembaga penelitian sebagai pusat inovasi teknologi baru, serta perusahaan modal ventura yang memiliki kompetensi dalam pendanaan.


Jumlah usaha kecil menengah berbasis teknologi (UKMT) di Indonesia berkembang dengan pesat. Namun ada kesulitan dan hambatan UKMT di Indonesia dalam mengembangkan usahanya. Lemahnya jalur pemasaran, dukungan teknologi dan terbatasnya permodalan. Sampai saat ini belum banyak institusi pemerintah maupun swasta yang dapat memberikan dukungan secara langsung untuk mengembangkan UKMT khususnya bagi pengusaha pemula. Sehingga sangat dibutuhkan suatu wadah yang dapat memberikan dukungan langsung berupa fasilitas-fasilitas yang dapat membantu UKMT khususnya membantu pengusaha pemula dalam melaksanakan dan mengembangkan usahanya.


Dalam rangka turut serta membantu dan mendukung secara langsung kegiatan UKMT khususnya kegiatan pengusaha pemula maka dipandang sangat perlu untuk dapat membangun suatu wadah yang memiliki fasilitas yang dapat mendukung secara langsung kegiatan operasional, promosi, pemasaran, konsultasi teknologi produksi, investasi dan permodalan. Dengan adanya fasilitas-fasilitas tersebut, diharapkan UKMT khususnya pengusaha pemula di Indonesia dapat mengembangkan usahanya lebih cepat dan terarah.